Saya sudah menggambarkan
tentang diri saya sendiri yang sedang saya alami sekarang ini atau saya rasakan
pada hari ini. Emoticon tersebut menggamrkan diri saya yang sedang sakit, saya
sekarang sedang sakit, sudah 3 hari ini saya kurang sehat dan buku tersebut
menggambarkan saya sedang menuntut ilmu. Sakit itu tidak enak, susah bergerak,
apa yang di makan tidak enak. Saya ingin ilmu saya bertambah dan ilmu tersebut
saya manfaatkan atau di pergunakan untuk diri saya sendiri. Keduat gambar
tersebut menggambarkan diri saya yang sedang lagi sakit dan semangat untuk
pergi ke kampus untuk mendapat kan ilmu yang di berikan oleh pembimbing.
Sebenarnya saya hari ini tidak masuk kampus di karenakan saya sakit dan saya
berusaha ke kampus hari ini, akhirya saya masuk juga hari ini. tidak masuk 1
hari bagi saya rugi karena ilmu itu susah di cari. Saya berbela-bela ke kampus
untuk mendapatkan materi walaupun saya sakit, dengan cukup sabar saya menjalani
semua ini. Saya semangat hari ini dan sakit ini saya tidak manja. Harus terus
berdoa dan berusaha agar yang saya capai terwujutkan. Pada initinya gambar
tersebut menggambarkan keadaan diri saya yang sedang sakit tapi tetap semangat
untuk mencari ilmu. Itulah yang dapat saya gambarkan tentang diri saya
sekarang.
Kedua orang tua saya.
Betapa indahnya jika saya bisa membahagiakan
orang tuaku sendiri. Orang tua yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih
sayang. Orang tua yang telah mendidik dan merawat sayavdari kecil. Orang tua
yang telah mengerahkan segala yang mereka punya demi kebahagiaan saya,
anak-anaknya.
Adapun yang menjadi motivasi saya
selama ini adalah orang tua saya, saya ingin membuat mereka bangga.
Allah berfirman, yang artinya, “Dan Rabbmu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya.” (Qs. Al Israa’ 23)
Alangkah bahagianya seorang anak yang bisa menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan mendapatkan dukungan dari orangtuanya. Akan tetapi, bagaimana jika orang tua melarang kita melakukan kebaikan berupa ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya? Keistiqomahan kita, bahkan bagaikan api yang menyulut kemarahan mereka. Di antara mereka bahkan ada yang menyuruh pada perbuatan yang dilarang Allah? Bagaimanakah seharusnya sikap kita?
Jika teringat kewajiban saya untuk berbakti pada merekab kedua orang tua saya, terlebih teringat besarnya jasa mereka, berat hati ini untuk mengecewakan mereka. Sungguh hati ini tak tega bila sampai ada perbuatan saya yang menjadikan mereka bermuram durja.
Itulah gambaran tentang diri saya sendiri. mudah-mudahan kesuksesan ini saya capai 3 tahun lagi. Saya cuman bisa menggambarkan
gambar se-simple itu saja.